
Tempat trofi membagakan itu bukan di dalam kotak kaca di rumah pribadi, melainkan di gereja. Kaka, si penerima anugrah, membuat kalimat “I Belong to Jesus” -yang tertulis di kausnya setiap kali merayakan kemenangan tim yang dibela di final - menjadi nyata.
Saat menghadiri kebaktian awal tahun yang dihadiri lima ribu orang di gereja yang terletak di kota Sao Paulo, tepatnya di Renacer em Cristop, daerah Cambuci, Ricardo Izecson dos Santos leite tak sekedar memamerkan penghargaan pemain terbaik 2007 versi FIFA.
Menurut kantor berita Spanyol, EFE, kaka “meninggalkan” trofi itu di gerejanya tersebut. Trofi bakal bisa terus disaksikan pengunjung karena gereja membuatkan tempay khusus bagi jemaatnya yang paling tenar itu.
“Trofi ini adalah yang pertama dari sekian banyak yang ingin saya raih. Saya bersyukur pada Tuhan atas prestasi ini. Saya berniat meninggalkan trofi itu disini, dirumah-Nya, agar semua orang bisa melihatnya,” ucap pemain yang akrab dipanggil Ricky ini.
Suami Caroline, yang tengah mengandung anak pertama, itu menyebutkan keinginannya berbagi kesuksesan dengan fan sebagai alasannya menempatkan piala disana. “saya tidak meraihnya sendirian,” tutur pria religius ini.
Aksi itu mejadi puncak acara pulang kampung Kaka. Beberapa hari sebelum pergantian tahun, pemain bola 25 tahun itu mendapat kewarganegaraan distrik federal plus gelar duta olahraga dan pendidikan dari Gubernur Brasillia, Jose Roberto Arruda. Brasillia adalah
Setelah Arruda, Kaka dan caroline berkunjung ke kediaman Luiz Inacio Lula da Silva di Granja do Torto. Ricky memberikan tiga kaus untuk presiden Brasil itu, dua diantaranya adalah kostum bernomor punggung 22 hitam-merah Milan, satunya adalah replika kaus putih bertuliskan “I Belong to Jesus” yang terakhir dip[erlihatkannya saat Milan menjadi kampiun antar klub dunia bulan lalu.
Tak pelak Ricky Kaka, yang berniat menjadi pendeta suatu hari nanti, akan semakin dicintai saja di Brasil dengan membiarkan trofi FIFA Player of the Year yang ada di negerinya.